[DRABBLE] ZERO

The Magic School Bus

Aku melihatnya dari kejauhan, mengawasi tiap gerak-gerik yang tercipta dari tiap lekuk tubuhnya yang sempurna, menikmati tiap kurva manis yang tercetak di bibir merah mudanya beserta segala ekspressi yang terpatri di wajah cantiknya. Jemari itu bergerak, menyibak halaman demi halaman usang dari buku tebal yang sampulnya telah di makan usia. Sorotnya tampak serius, namun selang beberapa detik kemudian sorotnya tampak hangat seolah tengah mendapati sebuah keasyikan tersendiri ketika membaca deret demi deret kata yang tertulis di buku yang sedang dipangkunya.

Lee Da Hye, sepoi angin itu mengibaskan surai rambutnya yang hitam legam, menambah pesonanya, menambah bias sinar yang terpancar dari indahnya. Menambah kegilaanku terhadapnya. Oh, peluhku kini mulai berjatuhan, kuyakin wajahku kini putih, pias. Jantungku pun seakan menggebrak ingin keluar dari dadaku seiring lembar demi lembar buku yang disibaknya. Tuhan… aku mohon, kali ini saja, ijinkan ia mengetahui rasaku padanya.

Aku mengalihkan pandanganku darinya, menghirup sejenak udara segar yang masuk melalui celah jendela bus sekolah yang kutumpangi, kemudian bernafas dengan normal kembali.

Tak lama berselang, aku mendongak dan ekor mataku menangkap bayangan sempurna itu menghampiriku. Gila! Bahkan auranya terasa berbeda ketika jarak kami hanya terpagut kurang dari satu meter!

Aku menatap manik bulat itu, menikmati keindahan yang terpancar di sana kemudian beralih pada bibir ranumnya, leher jenjangnya, pundak feminimnya, tangan lembutnya yang bergerak perlahan mengeluarkan sebuah lipatan kertas putih yang disisipkan ke dalam buku tebal yang di tentengnya.

Tuhan! Dia membalas surat itu? Secepat itukah?

Kutatap lagi wajah itu, ia tersenyum lebar padaku.

“Siwon-ah, ini kertas ujianmu, mungkin kau mencarinya sejak lama, entah mengapa ia terselip di bukuku,” ujarnya seraya menyodorkan kertas itu.

Apa? Kertas ujian? Ah! Dia hanya berdalih, dia hanya bersandiwara! Dia tidak mau terang-terangan menjelaskan balasan suratnya padaku.

Ragu-ragu kuraih kertas itu, dan setelahnya ia pergi meninggalkan ku bersama teman-temannya. Lee Da Hye, kaulihat? Pesonamu bahkan membuatku tak menyadari bahwa bus ini sudah berhenti di pelataran sekolah kita.

Penasaran, kubuka lipatan kertas putih tersebut lalu kulihat… sepuluh deret soal fisika minggu lalu itu terpapar di sana lengkap dengan sepuluh silangan dan angka nol besar di sudut kirinya.

Mwoya!!?

Tinggalkan komentar